Jumat, 25 Mei 2012

askep igd EFUSI PLEURA


EFUSI PLEURA

A.    Definisi
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleural, proses penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan transudat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus (Baughman C Diane, 2000)
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002).
Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. (Price C Sylvia, 1995)

B.     Etiologi
Penyebab efusi pleura dapat dilihat dari jenis cairan dalam rongga pleura, yaitu sebagai berikut :
  1. Transudat ( cairan hasil bendungan )
Yang disebabkan oleh gagal jantung, sirosis hepatis dan asietas. Hipoproteinemia pada nifrotik sindrom, obstruksi vena kava superior, pasca bedah abdomen, dialysis peritoneal dan atelaktasis akut.
  1. Eksudat ( cairan hasil peradangan )
Ø Infeksi ( pneumonia, TBC, virus, jamur, parasite dan abses )
Ø Neoplasma (Ca Paru, metastatis, limfoma, leukemia)
Ø Emboli / infark paru
Ø Penyakit kolagen (rheumatoid artritis) dan Trauma hematorak
Ø Penyakit gastrointestinal (pankreatritis, reptur esophagus dan abses hati)
Ø  
 












                                     
 











Ketidakseimbangan nutrisi dan gangguan rasa nyaman nyeri
 
Kelemahan fisik umum
 
                                                                                           

 



C.    Tanda dan Gejala
1.    Sekresi mukus kental
2.    Reflek batuk menurun
3.    Edema tracheal atau faringeal
4.    Sesak nafas
5.    Pergerakan rongga dada asimetris
6.    Penurunan bunyi nafas
7.    Demam menggigil
8.    Nyeri dada

D.    Pemeriksaan Diagnostik

1.    Pemeriksaan radiologik (Rontgen dada)
Untuk memeriksa apakah ada cairan di pleura. Pada permulaan didapati menghilangnya sudut kostofrenik. Bila cairan lebih 300ml, akan tampak cairan dengan permukaan melengkung. Mungkin terdapat pergeseran di mediatinum.
2.    CT – SCAN dada
Menggambarkan paru-paru dan cairan dengan jelas dan bisa menunjukka adanya pneumonia, abses paru atau tumor
3.    Torakosentesis / pungsi pleura untuk mengetahui kejernihan, warna, biakan tampilan, sitologi, berat jenis. Pungsi pleura diantara linea aksilaris anterior dan posterior, pada sela iga ke-8. Didapati cairan yang mungkin serosa (serotorak), berdarah (hemotoraks), pus (piotoraks) atau kilus (kilotoraks). Bila cairan serosa mungkin berupa transudat (hasil bendungan) atau eksudat (hasil radang).
4.    Cairan pleura dianalisis dengan kultur bakteri, pewarnaan gram, basil tahan asam (untuk TBC), hitung sel darah merah dan putih, pemeriksaan kimiawi (glukosa, amylase, laktat dehidrogenase (LDH), protein), analisis sitologi untuk sel-sel malignan, dan pH.
5.    Biopsi pleura mungkin juga dilakukan
E.  Penatalaksanaan medis

1.    Tujuan pengobatan adalah untuk menemukan penyebab dasar, untuk mencegah penumpukan kembali cairan, dan untuk menghilangkan ketidaknyamanan serta dispneu. Pengobatan spesifik ditujukan pada penyebab dasar (co; gagal jantung kongestif, pneumonia, sirosis).
2.    Torasentesis dilakukan untuk membuang cairan, untuk mendapatkan specimen guna keperluan analisis dan untuk menghilangkan dispneu.
3.    Bila penyebab dasar malignansi, efusi dapat terjadi kembali dalam beberapa hari tatau minggu, torasentesis berulang mengakibatkan nyeri, penipisan protein dan elektrolit, dan kadang pneumothoraks. Dalam keadaan ini kadang diatasi dengan pemasangan selang dada dengan drainase yang dihubungkan ke system drainase water-seal atau pengisapan untuk mengevaluasiruang pleura dan pengembangan paru.
4.    Agen yang secara kimiawi mengiritasi, seperti tetrasiklin dimasukkan kedalam ruang pleura untuk mengobliterasi ruang pleural dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut.
5.    Pengobatan lainnya untuk efusi pleura malignan termasuk radiasi dinding dada, bedah plerektomi, dan terapi diuretic.
6.    Water Seal Drainase (WSD)
            Suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada.
Tempat pemasangan :
a.       Apikal
ü                       Letak selang pada interkosta III mid klavikula
ü                       Dimasukkan secara antero lateral
ü                       Fungsi untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura


b.      Basal
ü Letak selang pada interkostal V-VI atau interkostal VIII-IX mid aksiller
ü                       Fungsi : untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura

F.     Pengkajian Primer

1.    Arway
Ø Ada atau tidak penumpukan secret
Ø Reflek batuk menurun
Ø Reflek menelan menurun
Ø Wheezing
Ø Edema tracheal/faringeal

2.    Breathing
Ø Sesak nafas
Ø RR >20 x/i
Ø Menggunakan otot bantu pernafasan
Ø Retraksi dinding dada asimitris
Ø Irama nafas tidak teratur,
Ø Pernafasan cepat dan dangkal

3.    Circulation
Ø Nadi cepat
Ø TD meningkat atau hipotensi
Ø Distritmia



4.    Disability
Ø Kesadaran GCS
Ø Pupil
Ø Mual / muntah
Ø Gelisah
Ø Nyeri dada

G.    Diagnosa Keperawatan

1.      Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret
2.      Pola napas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
3.      Ganggauan pertukaran gas b.d gangguan difusi

H.      Rencana asuhan Keperawatan

1.      Jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan secret
Tujuan : setelah dilakukan askep maka jalan nafas menjadi efektif, dengan kriteria hasil secret berkurang, batuk berkurang, reflek menelan normal.
Intervensi :
Ø  Kaji pungsi pernafasan
Ø  Auskultasi daerah paru
Ø  Kaji kemampuan batuk
Ø  Beri posisi semi fowler
Ø  Ajarkan cara batuk efektif
Ø  Beri minum air hangat kurang lebih 2.500 ml/hari
Ø  Lakukan fisioterapi dada
Ø  Kolaborasi penggunaan suction dan pemberian obat antibiotic
Ø  Kolaborasi monitor x-ray dada dan ABGs
2.    Pola nafas tidak epektif b.d penurunan ekspansi paru
Tujuan : Setelah dilakukan askep maka pola nafas klien menjadi epektif, dengan kriteria hasil nafas menjadi normal, irama nafas teratur.
Intervensi :
Ø  Kaji pola nafas
Ø  Observasi warna kulit
Ø  Monitor suhu tubuh
Ø  Beri posisi semifowler
Ø  Ajarkan teknik nafas dalam
Ø  Ciptakan lingkungan yang nyaman
Ø  Batasi aktivitas klien
Ø  Kolaborasi pemberian O2 dan bronkodilator

3.    Gangguan pertukaran  gas b.d gangguan difusi
Tujuan : Setelah dilakukan askep maka pola nafas klien menjadi epektif, dengan kriteria hasil nafas menjadi normal, irama nafas teratur.
Intervensi :
Ø  Kaji pola nafas
Ø  Observasi warna kulit
Ø  Monitor suhu tubuh
Ø  Beri posisi semifowler
Ø  Ajarkan teknik nafas dalam
Ø  Ciptakan lingkungan yang nyaman
Ø  Batasi aktivitas klien
Ø  Kolaborasi pemberian O2 dan bronkodilator




DAFTAR PUSTAKA

  1. Baughman C Diane. 2000.  Keperawatan medical bedah. Jakrta : EGC.
  2. Doenges E Mailyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
  3. Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Edisi 4. Jakarta : EGC.
  4. Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.



















ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. B
DENGAN EFUSI PLEURA DI RUANG IGD
RS. AM BANDAR LAMPUNG


1.    Identitas Pasien
     Nama                     : Tn. B
     Umur                      : 47 Tahun
     Jenis kelamin          : laki – laki
     Status                     : Menikah
     Agama                   : Islam
     Suku                       : Jawa
     Dx. Medis              : Efusi Pleura
     Alamat                   : Way Halim
     Tgl Pengkajian       : 07 Maret 2012

2.    Riwayat Kesehatan
a.    Keluhan Utama “Sesak Nafas”
b.    Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07 Maret 2012 jam 15.00 wib pasien mengeluh sesak nafas yang hilang timbul, sesak bertambah bila pasien melakukan aktivitas dengan RR 32 x/I . sesak terasa hingga menyebabkan nyeri dada sebelah kiri, waktu sesak selama 3 menit dan keluhan tambahan yaitu demam menggigil. Ditandai dengan TD : 90/70 MmHg, N : 80 x/I, Suhu : 37,oC.




3.    Pengkajian Primer
a.       Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas, reflek menelan baik dan reflek batuk baik.
b.      Breathing
Ø Pasien terlihat sesak
Ø RR 32x/i
Ø Irama nafas tidak teratur
Ø Nafas cepat dan dangkal
Ø Menggunakan otot bantu pernafasan
Ø Ronchi (+)
c.       Circulation
Ø TD : 90/70 MmHg
Ø N : 80x/i
Ø Kulit akral dingin
Ø CRT : 4 detik
Ø Suhu : 37oC
d.      Disability
Ø K/u lemah
Ø Kesadaran Composmetis, 15 (E4, V5, M6)
Ø Reflek cahaya positif
Ø Pupil isokor

4.    Pengkajian Sekunder
a.       Data subjektif
1.       Riwayat penyakit sekarang
Ø Keluhan utama ”Sesak nafas”
Ø Uraian Riwayat
Provokatif       : penumpukan cairan diparu
Qualitas           : sesak terasa sangat mengganggu aktivitas
Region            : sesak dirasakan hingga nyeri dada
Scala               : RR 32x/i
Times              : 3 menit
Ø Riwayat pengobatan sebelumnya
Sebelumnya  Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit, atau sakit dengan keluhan yang sama.
Ø Riwayat Trauma
Pasien tidak mempunyai riwayat trauma atau kecelakaan.
2.      Riwayat Penyakit Dahulu
Ø Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit asma atau penyakit paru – paru.
Ø Jika pasien sakit demam biasa, pasien hanya minum obat warung seperti parasetamol.
Ø Pasien tidak pernah menggunakan terapi alternative
Ø Pasien tidak pernah dirawat di RS sebelumnya.
3.      Riwayat Psikososial
Ø Perilaku yang berisiko : klien mengatakan sering merokok dalam sehari bisa menghabiskan 1 bungkus rokok.
Ø Pekerjaan pasien adalah buruh bangunan
Ø Dukungan keluarga terhadap pasien sangat besar sehingga pasien sangat ingin cepat sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasanya lagi.

b.      Data Objektif
1.      Pemeriksaan Umum
Ø Tingkat Kesadaran : Composmetis GCS 15 (E4, V5, M 6)
Ø Membrane mukosa pucat
Ø Turgor kulit elastis
Ø Tanda – tanda vital :
TD      : 90/70 MmHg
N        : 80 x/i
Akral  : Dingin
Suhu   : 37oC
RR      : 32x/i
2.      Pemeriksaan Fisik
Ø Wajah : wajah terlihat pucat
Ø Leher  : tidak ada pembesaran veena jugolaris
Ø Dada dan Thorak : Bentuk asimetris, terlihat penggunaan otot bantu pernafasan, terdapat retraksi diinding dada asimetris, irama nafas tidak teratur.
Ø Abdomen
Ada gerakan dinding perut.
Ø Ekstremitas
55555   55555
55555   55555

            Hasil Rontgen Thorak : terdapat penumpukan cairan di pleura klien.
            Therapi :
1.    IVFD RL 15 tetes/mnt
2.    O2 4 L
3.    Aminophiline 1 ampul
4.     Dexametasone 1 ampul







5.    Analisa Data

No
Data
Masalah
Etiologi
1









2
DS : pasien mengatakan sesak  nafas
DO :
Ø  Irama nafas tidak teratur
Ø  RR 32x/i
Ø  Nafas cepat dan dangkal
Ø  Menggunakan otot bantu pernafasan
Ø  Ronchi (+)

DS : Pasien mengatakan Pusing
DO :
Ø  TD : 90/70 MmHg
Ø  N : 80x/i
Ø  Kulit akral dingin
Ø  CRT : 4 detik
Ø  Suhu : 37oC

Pola nafas tidak efektif








Penurunan curah jantung



Penurunan ekspansi paru








Perubahan kontraktilitas jantung







6.    Diagnosa Keperawatan

1.      Pola nafas tidak efektif  b.d penurunan ekspansi paru
2.      Penurunan curah jantung b.d  perubahan kontraktilitas jantung

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No
Diagnosa kep
Tujuan
Intervensi
I












II
Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru. Ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan sesak  nafas
DO :
Ø  Irama nafas tidak teratur
Ø  RR 32x/i
Ø  Nafas cepat dan dangkal
Ø  Menggunakan otot bantu pernafasan
Ø  Ronchi (+)

Penurunan curah jantung b.d  perubahan kontraktilitas jantung
DS : Pasien mengatakan Pusing
DO :  TD : 90/70 MmHg
Ø  N : 80x/i
Ø  Kulit akral dingin
Ø  CRT : 4 detik
Ø  Suhu : 37oC
Setelah dilakukan askep maka pola nafas menjadi efektif. Dengan kriteria hasil :
-  Sesak (+)
- RR normal 
   16-20x/i





Setelah dilakukan askep maka penurunan curah jantung dapat teratasi. Kriteria hasil :
  - pusing (-)
- TD 120/80 MmHg
- kulit akral normal
-           
1.     Kaji pola nafas
2.     Kaji kulit akral
3.     Monitor suhu tubuh
4.     Beri posisi semifowler
5.     Ajarkan teknik nafas dalam
6.     Batasi aktivitas klien
7.     Kolaborasi pemberian O2.

1.    Kaji TTV dan CRT
2.    Auskultasikan bunyi jantung dan bunyi nafas
3.    Kaji warna kulit
4.    Beri lingkungan yang nyaman
5.    Kurangi aktivitas pasien
6.    Kolaborasi pemberian obat
Implementasi dan Evaluasi ( SOAP )

DX.
Tgl/Jam
Implementasi
Evaluasi
I

















II
07 Maret 2012
Jam 15.00















Jam 16.00
















1.    Mengkaji pola nafas
2.    Mengkaji kulit akral
3.    Monitor suhu tubuh
4.    Memberi posisi semifowler
5.    Mengajarkan teknik nafas dalam
6.    Membatasi aktivitas klien
7.    Memberikan O2 4 L








1.     Mengkaji TTV dan CRT
2.     Mengauskultasikan bunyi jantung dan bunyi nafas
3.     Mengkaji warna kulit
4.     Memberi lingkungan yang nyaman
7.    Mengurangi aktivitas pasien
8.    Memberikan obat
S : Pasien mengatakan sesaknya berkurang sedikit
O :
Ø  Pasien tampak sesak
Ø  RR : 30 x/i
Ø  Irama nafas tidak teeratur
Ø  Posisi pasien fowler
Ø  O2 4 L
A : masalah pola nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi..
Ø  Kaji pola nafas
Ø  Kaji kulit akral
Ø  Monitor suhu tubuh
Ø  Pertahankan posisi fowler
Ø  Ajarkan teknik nafas dalam
Ø  Batasi aktivitas klien
Ø  Pertahankan pemberian O2 4 L.

S : pasien mengatakan masih pusing
O :
Ø  Pasien gelisah, meringis
Ø  TD : 100/90 MmHg
Ø  Nadi 90 x/i
Ø  Suhu : 36oC
A : penurunan curah jantung belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Ø  Kaji TTV dan CRT
Ø  Auskultasikan bunyi jantung dan bunyi nafas
Ø  Kaji warna kulit
Ø  Beri lingkungan yang nyaman
Ø  Kurangi aktivitas pasien
Ø  Kolaborasi pemberian obat



















LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PADA TN. B                                                                                       DENGAN DIAGNOSA MEDIS EFUSI PLEURA                                                                                                     DI RUANG IGD RS. AM
BANDAR LAMPUNG



 









Disusun Oleh :







Nama : Ikin Serupi, S. Kep                                                                                                               Npm : 1111407038






PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MITRA LAMPUNG
2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar