Jumat, 25 Mei 2012

sesuatUuu. :D



ASKEP DBD


LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP PADA AN. d
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DHF DI RUANG DAHLIA RS. US
BANDAR LAMPUNG



 









Disusun Oleh :







Nama : Ikin Serupi, S. Kep 
 Npm : 1111407038









PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN (NERS)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MITRA LAMPUNG
2012

LAPORAN PENDAHULUAN DHF




A. Definisi

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY ) dengan gejala utama demam dan manifestasi perdarahan pada kulit yang dapat menimbulkan rejatan dan dapat berlanjut dengan kematian.

B. Etiologi

Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

C. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
-          Meningkatnya suhu tubuh dan disertai dengan sakit kepala
-          Nyeri pada otot seluruh tubuh
-          Suara serak
Batuk
-          Epistaksis
-          DisuriaNafsu makan menurun
-          Muntah
-          Ptekie
-          Ekimosis
-          Perdarahan gusi
-          Muntah darah
-          Hematuria masih
-          Melena

Klasifikasi DHF menurut WHO
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan  uji tourniquet positif )

Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan  lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )

Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur.


















D. patofiologi

Nyamuk aedes aegepty
 


Virus Dengue
 


Masuk ke dalam tubuh
 



Trombosit menurun                                                                          pelepasan auafilaktosin histamin dan serotonnin
ekimosis
Leukosit meningkat              purpura
Perdarahan                                                   Permeabilitas
Epistaksis                   Resiko                         meningkat
Suhu tubuh meningkat         ptekie                          terjadinya      
(Hipertermi)                           hematosis                    perdarahan
           
Anoreksia                                                       ekstravasi
Mual dan muntah                                        cairan
intra vaskuler
 


Hipovolemik               Plasma berkurang
 

                      
Resiko syok                Hipotensi
Hipoproteinemia
Efusi rejatan
( sumber : Ngasttiyah, 1997 )

E. Kebutuhan Cairan dan Kalori
1.      Kebutuhan cairan dan kalori untuk yang tanpa rejatan ( Grade 1 dan 2 )
a.       Untuk anak dengan BB < 25 Kg adalah 100 ml /  Kg BB / 24 jam.
b.      Untuk anak dengan BB 26 – 30 Kg adalah 75 ml / Kg BB / 24 jam.
c.       Untuk anak dengan BB 31 – 40 Kg adalah 60 ml / Kg BB / 24 jam.
d.      Untuk anak dengan BB 41 -50 kg adalah 50 ml / Kg BB / 24 jam.
  1. Kebutuhan cairan dan kalori untuk dengan rejatan
Atasi rejatan dengan: 20 ml / Kg BB / 1 jam.
Jika keadaan sudah stabil gunakan kebutuhan cairan dalam kurun waktu 24 jam, dikurangi cairan yang sudah  masuk dibagi dengan sisa waktu ( 24 jam untuk mengatasi rejatan ).

F. .Komplikasi
1. DHF mengakibatkan perdarahan pada semua organ tubuh, seperti perdarahan ginjal, otak, jantung, paru – paru, limpa dan hati sehingga tubuh kehabisan darah dan cairan serta menyebabkan kematian.
2. Ensopalopati
3. Gangguan kesadaran yang disertai kejang.
4. Disorientasi, prognosa buruk.

G. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah lengkap: Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20% atau lebih Thrombocitopeni ( 100.000/ mm3 atau kurang ).
2. Pemeriksaan serologi
Yaitu Uji HI (Hemaaglutinaion inhibition test).
3. Rontgen Thorac
Yaitu untuk effusi pleura.

H. Therapi
1. Medik
a.       DHF tanpa Renjatan
-          Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
-          Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
-          Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
-          Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

b.      DHF dengan Renjatan

-          Pasang infus RL
-          Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )
-          Tranfusi jika Hb dan Ht turun
2. Keperawatan
a. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
-          Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
-          Observasi intik output
-          Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
-          Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
-          Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.
b. Resiko Perdarahan
-          Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
-          Catat banyak, warna dari perdarahan
-          Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
c. Peningkatan suhu tubuh
-          Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
-          Beri minum banyak
-          Berikan kompres



I. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian
1. Identitas
DHF merupakan penyakit daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa ( effendy, 1995).
2. Keluhan utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual, muntah dan nafsu makan menurun.
3. Riwayat penyakit sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal, seluruh tubuh, sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak  ada penyakit yang diderita secara specific.
5. Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk Aides aigepty.
6. Riwayat kesehatan lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas, ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang dibersihkan.
7. Riwayat tumbang
8. pengkajian persistem

b.Diagnosa Keperawatan
1.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksivirus Dengue.
2.      Devisit volume cairan berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. Resiko syok hypovolemik b.d perdarahan yang berlebihan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
4.  Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekwat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
5. Resiko terjadi perdarahn berhubungan dnegan penurunan factor-fakto pembekuan darah ( trombositopeni ).
C. Intervensi
DP : Hipertermie berhubungan dengan proses infeksi virus dengue
Tujuan : Suhu tubuh normal
Kriteria hasil : Suhu tubuh antara 36 – 37
Nyeri otot hilang
Intervensi :
a.       Beri komres air kran
Rasional : Kompres dingin akan terjadi pemindahan panas secara konduksi
b.      Berikan/ anjurkan pasien untuk banyak minum 1500-2000 cc/hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi.
c.       Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap keringat
Rasional : Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh.
d.      Observasi intake dan output, tanda vital ( suhu, nadi, tekanan darah ) tiap 3 jam sekali atau lebih sering.
Rasional : Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien.
e.       Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat sesuai program.
Rasional : Pemberian cairan sangat penting bagi pasien dengan suhu tubuh yang tinggi. Obat khususnyauntuk menurunkan suhu tubuh pasien.

DP 2. Resiko defisit volume cairan  berhubungan dengan pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi devisit voume cairan
Kriteria :   Input dan output seimbang
Vital sign dalam batas normal
Tidak ada tanda presyok
Akral hangat
Capilarry refill < 3 detik
Intervensi :
a.       Awasi vital sign tiap 3 jam/lebih sering
Rasional : Vital sign membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intravaskuler
b.      Observasi capillary Refill
Rasional : Indikasi keadekuatan sirkulasi perifer
c.       Observasi intake dan output. Catat warna urine / konsentrasi, BJ
Rasional : Penurunan haluaran urine pekat dengan peningkatan BJ diduga dehidrasi.
d.      Anjurkan untuk minum 1500-2000 ml /hari ( sesuai toleransi )
Rasional : Untuk memenuhi kabutuhan cairan tubuh peroral
e.       Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Dapat meningkatkan jumlah cairan tubuh, untuk mencegah terjadinya hipovolemic syok.

DP. 3 Resiko Syok hypovolemik berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan, pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan : Tidak terjadi syok hipovolemik
Kriteria : Tanda Vital dalam batas normal
Intervensi :
a.       Monitor keadaan umum pasien
Raional ; Untuk memonitor kondisi pasien selama perawatan terutama saat terdi perdarahan. Perawat segera mengetahui tanda-tanda presyok / syok
b.      Observasi vital sign setiap 3 jam atau lebih
Rasional : Perawat perlu terus mengobaservasi vital sign untuk memastikan tidak terjadi presyok / syok
c.       Jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan, dan segera laporkan jika terjadi perdarahan
Rasional : Dengan melibatkan psien dan keluarga maka tanda-tanda perdarahan dapat segera diketahui dan tindakan yang cepat dan tepat dapat segera diberikan.
d.      Kolaborasi : Pemberian cairan intravena
Rasional : Cairan intravena diperlukan untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh secara hebat.
e.       Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV, trombo
Rasional : Untuk mengetahui tingkat kebocoran pembuluh darah yang dialami pasien dan untuk acuan melakukan tindakan lebih lanjut.

DP. 4 Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
Tujuan : Tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi
Kriteria : Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
Menunjukkan berat badan yang seimbang.
Intervensi :
a.       Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai
Rasional : Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi
b.      Observasi dan catat masukan makanan pasien
Rasional : Mengawasi masukan kalori/kualitas kekurangan konsumsi makanan
c.       Timbang BB tiap hari (bila memungkinkan )
Rasional : Mengawasi penurunan BB / mengawasi efektifitas intervensi.
d.      Berikan makanan sedikit namun sering dan atau makan diantara waktu makan
Rasional : Makanan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan masukan juga mencegah distensi gaster.
e.       Berikan dan Bantu oral hygiene.
Rasional : Meningkatkan nafsu makan dan masukan peroral
f.       Hindari makanan yang merangsang dan mengandung gas.
Rasional : Menurunkan distensi dan iritasi gaster.

DP. 5. Resiko terjadi perdarahan berhubungan dengan penurunan factor-faktor pembekuan darah ( trombositopeni )
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria : TD 100/60 mmHg, N: 80-100x/menit reguler, pulsasi kuat
Tidak ada tanda perdarahan lebih lanjut, trombosit meningkat
Intervensi :
a.       Monitor tanda-tanda penurunan trombosit yang disertai tanda klinis.
Rasional : Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran pembuluh darah yang pada tahap tertentu dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti epistaksis, ptike.
b.      Monitor trombosit setiap hari
Rasional : Dengan trombosit yang dipantau setiap hari, dapat diketahui tingkat kebocoran pembuluh darah  dan kemungkinan perdarahan yang dialami pasien.
c.       Anjurkan pasien untuk banyak istirahat ( bedrest )
Rasional : Aktifitas pasien yang tidak terkontrol dapat menyebabkan terjadinya perdarahan.
d.      Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga untuk melaporkan jika ada tanda perdarahan spt : hematemesis, melena, epistaksis.
Rasional : Keterlibatan pasien dan keluarga dapat membantu untuk penaganan dini bila terjadi perdarahan.
e.       Antisipasi adanya perdarahan : gunakan sikat gigi yang lunak, pelihara kebersihan mulut, berikan tekanan 5-10 menit setiap selesai ambil darah.
Rasional : Mencegah terjadinya perdarahan lebih lanjut.


 
FORMAT PENGKAJIAN ANAK

I.       Identitas pasien    
Nama                                 :  An. N
Tempat tanggal lahir         :  Bandar Lampung / 03 Maret 2008
Nama ayah/ ibu                 :  Tn. B / Ny. Z
Pekerjaan ayah                  :  Swasta
Pekerjaan ibu                     :  Ibu Rumah Tangga
Alamat                              :  Jl. Ra Basyid Gg. Kapt Subali Labuhan Ratu BL
Agama                               :  Islam           
Suku bangsa                      :  Indonesia
Pendidikan ayah               :  SMA
Pendidikan ibu                  :  SMA
II.    Keluhan utama
Panas
III. Riwayat kesehatan
a.       Riwayat kesehatan masuk RS
Klien masuk melalui IGD pada tanggal 19 Maret 2012, dengan keluhan badan panas sejak 3 hari yang lalu, panas naik turun, tidak nafsu makan dan muntah pada hari pertama panas. k/u lemah kesadaran klien komposmentis, N : 88 x/menit,   P : 22 x/menit, S : 38,2° C.
b.      Riwayat kesehatan saat pengkajian
Saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Maret 2012 pukul 16.00 WIB, orang tua klien mengatakan badan klien masih panas T= 38,1 oC, di sertai dengan lemas dan klien tidak ada nafsu makan, mual dan muntah. Klien hanya minum 2 – 3 gelas/hari atau 400cc dan mukosa bibir klien terlihat kering turgor kulit tidak elastis. Berdasarkan pengukuran TTV didapat N : 84 x/menit, P : 22 x/menit, BB: 14Kg, dan TB : 90 cm.




c.       Riwayat kesehatan dan kelahiran
1.      Prenatal
Ibu klien mengatakan selama kehamilan selalu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas, imunisasi selama kehamilan lengkap. Ibu klien mengatakan selama hamil selalu mengkonsumsi susu khusus untuk ibu hamil.
2.      Intranatal
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal, berat badan dan panjang badan saat lahir normal.
3.      Post natal
Ibu klien mengatakan saat lahir tidak ada kelainan bawaan, klien juga mendapat ASI dan diurus sendiri oleh orang tuanya.
d.      Riwayat kesehatan masa lalu
a.       Penyakit waktu kecil
Ibu klien mengatakan waktu kecil klienhanya pernah demam biasa, flu dan batuk. Setelah diberi paracetamol biasanya panas badan klien langsung turun.
b.      Pernah dirawat di RS
Ibu klien mengatakan bahwa klien belum pernah dirawat di RS.
c.       Obat – obat yang digunakan:
Ibu klien mengatakan dari kecil ibu hanya memberi obat paracetamol bila klien demam.
d.      Tindakan (operasi)
Ibu klien mengatakan bahwa klien belum pernah dilakukan tindakan (operasi).
e.       Alergi
Ibu klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat alergi terhadap makanan.
f.       Kecelakaan
Ibu klien mengatakan klien belum pernah mengalami kecelakaan.
g.      Imunisasi
Ibu klien mengatakan klien sudah di imunisasi lengkap ( DPT, BCG, Campak, hepatitis dan polio ).dan tepat waktu di puskesmas.


IV. Riwayat keluarga (disertai genogram)
Ibu klien mengatakan didalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti DM, TBC maupun hypertensi.
Genogram :

 
















Keterangan :
 

                    :  Laki-laki
 

                    :  Perempuan
                     
                              :  Klien

                              :  Tinggal serumah

V.    Riwayat sosial
Selama ini klien diasuh oleh ibunya sendiri, klien merupakan cucu bungsusaat ini baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu. dalam keluarganya, anggota keluarga yang lain selalu memberikan perhatian kepada klien, dalam kesehariannya klien mempunyai banyak teman sebaya, menurut ibu klien termasuk anak periang dan aktif, sehingga disenangi oleh teman-teman sebayanya. Di lingkungan rumah klien selalu bergaul dengan teman-eman sebayanya.
VI. kebutuhan dasar
1.      Makanan yang disukai / tidak disukai
a.       Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan nafsu makan baik, 3X sehari dan selalu menghabiskan porsi makanannya. Jenis makanan nasi dengan sayur, lauk pauk, dan buah jika ada. Ibu klien mengatakan klien tidak mempunyai makanan khusus yang disukai.
b.      Saat sakit  
Ibu klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien makan 2X sehari, tapi klien hanya menghabiskan 4-5 sendok karena klien merasa mual. Jenis makanan nasi dengan sayur, lauk pauk yang disediakan Rumah Sakit. Diit Bubur biasa
2.      Pola tidur
a.       Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit tidur 9 - 11 jam pada malam hari dan klien tidur siang 1-2 jam. Klien mempunyai kebiasaan di elus – elus punggung klien sebelum tidur.
b.      Saat Sakit
Ibu klien mengatakan tidur 4-5 jam/hari dan klien sering terbangun karena badannya terasa panas serta lingkungan yang gaduh.
3.      Mandi
a.       Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit klien mandi 2 x/hari pada pagi dan sore hari dengan menggunakan sabun. Klien menggosok gigi setiap sebelum mandi. Klien mencuci rambut setiap mandi.

b.      Saat sakit
Ibu klien mengatakan hanya dilap saja oleh keluarganya.

4.      Aktivitas bermain
a.       Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan klien bermain dengan sepupunya dan siang hari bermain dengan kakaknya.
Saat sakit
Klien hanya terbaring di tempat tidur, klien sering dihibur oleh keluarga yang membesuk dengan membawakan mainan kesukaan klien.
5.      Elimininasi
a.       BAK
Ø  Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan BAK 4-5 x/hari. Warna urin kuning jernih dan bau khas (pesing). Klien mengatakan tidak ada keluhan saat BAK
Ø  Saat sakit
Ibu klien mengatakan BAK 2 – 3 x / hari, ibu klien mengatakan BAK dibantu oleh keluarga dengan menggendong ke kamar mandi.
b.      BAB
Ø  Sebelum sakit
Ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB 1 x/hari pada pagi hari, dengan konsistensi padat, warna dan bau khas. Tidak ada keluhan saat BAB. Klien tidak menggunakan obat pencahar
Ø  Saat sakit
Ibu klien mengatakan selama di RS belum pernah BAB.

VII.    Keadaan kesehatan saat ini
                  1.      Diagnosa medis                    :  DBD (DHF)
                  2.      Tindakan operasi                  :  tidak ada tindakan operasi
                  3.      Status nutrisi                        : BB/umur : 14/2= 7 x 24 jam= 168
                  4.      Status cairan                         : 
Ø  Kebutuhan cairan : BB = 14 kg
<25 kg = 1500 + 20 (BB-20 kg) /hari
            = 1500 + 20 (14-20kg) / hari
            = 1500 +20 (-6 kg) /hari
            =1500 -120 hari
            = 1380 Ml/hari
Ø  Asupan :
Intake: Minum = 300 CC
         Infus RL 12 TT/i
         = 12 x 60 : 20 = 36 cc/jam = 36x24 = 864 cc/hari
         = minum + infus
= 300 + 864
= 1164 cc
Ø  Out put
·         Muntah 3 x = 500 cc
·         BAK 3x100 = 300 cc, BAB = 200 cc
·         IWL = BB x 10 x 7 : 24 == 14 x 10 x 7 : 24 = 40,8 / 41 cc
·         Muntah + BAK + BAB + IWL
·         500 + 300 + 41 + 200 = 1041 cc
Balance cairan = Intake – output =  1164 - 1041 = + 123 CC

                  5.      Obat-obatan                         :  Ampicillin 500 mg/ 8 jam
   SANMOL  3 x 0,8 ml
                  6.      Aktivitas                              : Klien hanya berbaring di tempat tidur, k/u lemah, aktivitas dibantu orang tuanya.
                  7.      Tindakan keperawatan         :
Ø Mengkaji TTV
Ø mengompres anak
Ø mengatur tetesan infus
Ø Ciptakan lingkungan yang nyaman
Ø Kolaborasi pemberian obat
                  8.      Hasil laboratorium
Laboratorium hematologi tgl. 12 Maret 2012
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
Hemoglobin


Hematokrit


Trombosit
11,8


36,2 %


28.000
Lk : 13,5 – 18,0 gr/dl
Wn : 12,0 – 10,0 gr/dl

Lk : 40 – 54 %
Wn : 38 – 47 %

150.000 – 400.000/uL



VIII. Pemeriksaan fisik
No
Sistem
Hasil
1
Tanda – tanda vital :
ü  Temperatur
ü  Nadi
ü  Pernafasan
ü  Berat badan
ü  Tinggi badan

38,1 0 C
84 x/ menit
24 x/ menit
14 kg
90 cm

Kepala-leher
Bentuk kepala
Ukuran UUB
Ukuran UUK


Bulat


Mata
Sclera
Konjungtiva
Reflek pupil terhadap cahaya


An icterik
An anemis
Mengecil saat disinari cahaya
2
Hidung
Mulut-Tenggorokan
Trachea
Vena jugularis
Kelenjar limpa

simetris
Kebersihan baik

Tidak ada distensi
Tidak ada pembesaran


3
Thorax/ paru-paru
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Bentuk simetris kiri kanan
Tactile vokal premitus normal
Sonor pada seluruh dinding paru
Suara nafas vesikuler, ronkhi (-)
4
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi

Diameter transversal-anteroposterior (2:1)
Iktus kordis di ruang sela iga 5
Sonor
BJ 1 dan BJ II normal
5
Abdomen
Inspeksi
Palpasi

Perkusi
Auskultasi

Bentuk flat
Nyeri tekan epigastric,Tidak ada pembesaran hepar
Tidak ada nyeri ketuk
Bising usus 10 x/ menit
6
Genitalia
Anus
Genitalia bersih
Tidak ada haemoroid
7
Ekstremitas
Tonus otot baik 5
8
Pengkajian neurologis
Status mental
Fungsi motorik
Fungsi sensorik
Refleks tendon

Klien tenang
Klien dapat beraktifitas dengan bantuan

Normal

IX. Pemeriksaan tingkat perkembangan
1.      Kemandirian dan bergaul  :  klien sudah bisa meniru apa yang dilakukan orangtuanya (pekarjaan ringan),klien sudah bisa melepas bajunya sendiri dan makan sendiri tanpa ada yang tumpah
2.      Motorik halus                    :  klien sudah bisa menyusun mainan
3.      Kognitif dan bahasa          :  klien sudah lancar mengucapkan kata-kata selain kata mama dan papa.
4.      Motorik kasar                    :  klien sudah dapat naik tangga dan berjalan mundur



















XI. Analisa data

Data klien
Masalah keperawatan
Etiologi
DS :
-      Keluarga klien mengatakan badan klien terasa panas.
DO :
-      K/U lemah
-      Akral teraba hangat
-      Mukosa bibir kering
-      T = 38,2 0C
-      Saat pengkajian petekie(-)

DS :
-      Keluarga klien mengatakan badan klien  lemas
-      Keluarga mengatakan klien sedikit minum air putih 2-3 gelas/ hari
DO :
-      Muntah 500 cc
-      Minum sedikit 300 cc
-      HT = 36,2 %
-      Trombosit : 28.000/ul
-      11,8 gr/dl
-      k/u lemah
-      Mukosa bibir kering

DS :
-      Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang
DO :
-      Klien malas makan
-      Klien hanya menghabiskan 4 sendok makanan
-      Klien tampak lmah
-      mual ( + )
-      BB saat pengkajian 14 Kg
-      BB sebelum sakit 16 Kg
Hipertermi










Devisit volume cairan
















Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



Proses infeksi virus dengue









Pindahnya cairan intra vaskuler dan ekstravaskuler














Intake nutrisi yang tidak adekuat







XII. Prioritas masalah

1. Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue
2. Devisit volume cairan b.d pindahnya cairan intravaskuler dan ekstravaskuler
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake nutrisi yang tidak adekuat