Jumat, 25 Mei 2012

ASKEP BRONKOPNEUMONIA


BRONKOPNEUMONIA

A.      Definisi
          Bronkopneumonia merupakan peradangan akut parenkim paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi ( price 1995). Pada bromcopneumonia terjadi konsolidasi rea berbecak ( smeltzer,2001).
          Bromcopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbecak dalam satu area atau lebih area terlokalisasi didalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan disekitarnya.

B.       Etiologi
1.      Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis, Mikoplasma pneumonia.
2.      Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori sinsisial.
3.      Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
4.      Protozoa : Pneumokistis karinii.
5.      Bahan kimia :
a.       Aspirasi makanan/susu/isi lambung
b.      Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).

C.     Manifestasi Klinik

1.             Mendadak panas tinggi
2.             nyeri kepala/dada (anak besar)
3.             batuk
4.             sesak
5.             takipnea
6.             napas cuping hidung
7.             sianosis
8.             kaku kuduk
9.             distensi perut.

D.      Patofisiologi
 

















E.     Penatalaksanaan
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
a.       Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara praktis dipakai :
Kombinasi :
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Kloramfenikol 50-100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
Atau kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol (dosis sda).
b.      Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia, Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.
Kombinasi :  
Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari, dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Atau kombinasi :
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.
c.       Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
1.      Penisilin prokain IM atau
2.      Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali sehari atau
3.      Eritromisin (dosis sda) atau
4.      Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Mikoplasma pneumonia : Eritromisin (dosis sda).
d.      Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah perlu dipilih antibiotic lain.
e.       Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
1.      kemajuan klinis penderita
2.      jenis kuman penyebab
Pengobatan simptomatis :
1.      Zat asam dan uap.
2.      Ekspetoran bila perlu
Fisioterapi :
1.      Postural drainase.
2.      Fisioterapi dengan menepuk-nepuk.

F.        Pemeriksaan diagnostik dan hasil.

Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya.
Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat :
1.    Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA.
2.    Luas daerah paru yang terkena.
3.    Evaluasi pengobatan.
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.


Asuhan Keperawatan

A.  Pengkajian keperawatan.
1.      Identitas.
2.      Riwayat Keperawatan.
a.       Keluhan utama “Sesak”
b.      Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c.       Riwayat penyakit dahulu.
d.      Riwayat kesehatan keluarga.
e.       Riwayat kebiasaan
f.       Riwayat alergi

3.      Pengkajian berdasarkan respon
a.    Kesadaran
b.    K/U
c.    Ttv
d.   Oksigenisasi
e.    Nutrisi
f.     Cairan dan elektrolit
g.    Eliminasi
h.    Aktivitas
i.      Tidur dan istrahat
j.      Keamanan dan kenyamanan
4.      Pemeriksaan penunjang
5.      Penatalaksanaan

B.   Diagnosa keperawatan.
1.      Ketidakefektifan  bersihan jalan napas  b.d. produk mukus berlebihan dan kental,  batuk tidak efektif.
2.      Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane alveolar.
3.      Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.




C.    Perencanaan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
Ketidakefektifan  bersihan jalan napas  b.d. produk mukus berlebihan dan kental,  batuk tidak efektif.

Jalan napas pasien akan paten dengan kriteria hasil jalan napas bersih, batuk hilang,  x ray bersih, RR 15 – 35 X/menit.
1.      Auskultasi bunyi napas
2.      Kaji karakteristik secret
3.      Beri posisi untuk pernapasan yang optimal yaitu 35-45 0
4.      Lakukan nebulizer, dan fisioterapi napas
5.      Beri agen antiinfeksi sesuai order
6.      Berikan cairan per oral atau iv line sesuai usia anak.
1.    Menetukan adekuatnya pertukran gas dan luasnya obstruksi akibat mucus.
2.    Infeksi ditandai dengan secret tebal dan kekuningan
3.    Meningkatkan pngembangan diafragma
4.    Nebulizer membantu menghangatkan dan mengencerkan secret. Fisioterapi membantu merontokan secret untuk dikeluarkan.
5.    Menghambat pertumbuhan mikoroorganisme
6.    Cairan adekuat membantu mengencerkan secret sehingga mudah dikeluarkan
Gangguan pertukaran gas b. d. peerubahan membrane alveolar.

Pertukaran gas normal bagi pasien dengan criteria PaO2 = 80-100 mmHg, pH darah 7,35-7,45 dan bunyi napas bersih.
1.      Kaji tingkat kesadaran
2.      Observasi warna kulit dan capillary refill
3.      Monitor ABGs
4.      Atur oksigen sesuai order
5.      Kurangi aktivitas anak
1.    Tanda ini menunjukkan hipoksia
2.    Menentukan adekuatnya sirkulasi dimana penting untuk pertukaran gas ke jaringan
3.    Deteksi jumlah Hb yang ada dan adanya infeksi
4.    Meningkatkan pertukaran gas dan mengurangi kerja pernapasan
5.    Mengurangi kebutuhan akan oksigen
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake inadekuat.

Stauts nutrisi dalam batas normal dengan criteria BB bertambah 1 kg/minggu, tidak pucat, anoreksia hilang, bibir lembab
1        Auskultasi bunyi usus
2        Kaji kebutuhan harian anak
3        Ukur lingkat lengan, ketebalan trisep
4        Timbang berat badan setiap hari.
5        Berikan diet pada anak sesuai kebutuhannya
1.    Mendokumentasikan peristaltis usus yang dibutuhkan untuk digesti.
2.    Membantu menetapkan diet individu anak
3.    Hal ini menentukan penyimpanan lemak dan protein.
4.    Nutrisi meningkat akan mengakibatkan peningkatan berat badan.
5.    Memenuhi kebutuhan nutrisinya.


DAFTAR PUSTAKA

Dongoes, marilynn (2000),rencana asuhan keperawatan,edisi 3 jakarta EGC
Lackman’s (1996),care principle and practise of medical surgical nursing philadelpa WB saunders company
Reevers ,chariane j,et all (2000) keperawatan medical bedah,jakarta salemba medica






















Asuhan Keperawatan Pada An. P                                                                                           Dengan Diagnosa Medis  Broncho Pnemonia                                                                                    Di Ruang ICU RS. Abdoel Moeloek                                                                                            Bandar Lampung

I.     PENGKAJIAN
Nama mahasiswa     : Ikin Serupi, S. Kep                          Tgl Pengkajian :  13 Feb 2012
Npm                         : 1111407038                                                No. MR             :  209432

IDENTITAS PASIEN
Nama                        : An. P
Umur                        : 2 tahun
Jenis Kelamin           : Perempuan
Tgl Masuk ICU        : 02 Februari 2012
DX Medis                :  Broncho Pnemonia
Alamat                     : Jl. Ikan Layur

1.      RIWAYAT KESEHATAN
a.    Keluhan Utama  “ Sesak Nafas “
b.    Riwayat Kesehatan Sekarang
    Pada saat pengkajian pada tanggal 13 februari 2012 jam 10.00 wib pasien mengeluh sesak nafas yang disebabkan oleh banyaknya secret dijalan nafas pasien. Sesak yang dirasakan pasien sifatnya berulang, sesak ini sangat menggangu sehingga pasien kelihatan gelisah, batuk – batuk   dan tampak tarikan cuping hidung. Sesak yang di alami pasien selama 1 menit, setelah di suction sesak pasien berkurang. Ditandai dengan pemeriksaan TD = 77/36 mmHg, S = 37o C, N = 144x/I, P = 26x/I, BB = 9 kg, TB = 70 Cm, pasien terpasang ETT O2 dengan ventilator mode CPAP FIO2 dan NGT terpasang.
c.    Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sudah pernah dirawat di almanda selama I bulan dengan keluhan sesak nafas, panas naik turun di sertai penurunan kesadaran.
d.   Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan idak ada keluarga yangmengalami penyakit sesak nafas dan penyakit yang berhubungan dengan paru-paru. Serta tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti hipertensi, DM dan lain – lain.
e.    Riwayat Kebiasaan
Keluarga mengatakan sebeluam pasien sakit pasien adalah anak yang ceria, selalu gembira dan bermain dengan kedua orang tuanya. Saat sakit pasien hanya bedrest total.
f.     Riwayat Alergi
Keluarga pasien mengatakan anaknya tidak mempunyai riwayat alergi makanan maupun alergi obat – obatan.

2.      PENGKAJIAN BERDASARKAN RESPON

a.    Kesadaran ETT, GCS (E 4, V ETT, M 5)
b.    K/U : Lemah, batuk (+), Ronkhi (+)
c.    TTV : TD = 77/36 mmHg, S = 37o C, N = 144x/I, P = 26x/I, BB = 9 kg dan TB = 70 Cm.
d.   Oksigenisasi
Respon     : pasien sesak nafas
Hasil        : Terpasang ETT O2 ventilator mode CPAP FIO2, Ronkhi, secret kental, CRT normal dan turgor kulit elastis.
e.    Nutrisi
Respon     : Ngt terpasang
Hasil        : HB = 10,3 gr/dl, pasien makan dalam bentuk susu sebanyak 50 cc/4 jam sehingga 50 x 6 = 300 cc/hari jumlah makanan pasien. BB pasien menurun dari masuk tanggal 02 februari 2012 dari 15 kg menjadi 9 kg. lingkar lengan 11 cm.
f.  Cairan dan Elektrolit
Respon  : kulit tampak lembab dan tidak kering
Hasil      : # Cairan, pasien minum tiap 4 jam 20 cc 20 x 6 = 120 cc, infus RL 1 plabot yaitu 500 cc. intake = makan + minum dan infus = 920 cc. iwl = 26,25.

                Output = iwl + urine = 26,25 + 670 = 696 cc.
                Balance cairan = input – output = 920-696 = +224.
                               # Elektrolit
Ø  Natrium = 135 ml
Ø  Kalium = 4,8 mmo/l
Ø  Calcium = 10,2 mg/dl
Ø  Clorida = 102 mmo/l
g.      Eliminasi
Respon       : pasien terpasang kateter dan popok bayi
Hasil           : jumlah urine pasien 696 cc, warna kuning bau khas. Bab sekali sehingga popok diganti dan dibersihkan.
h.      Personal Hygiene
Respon       : pasien kelihatan kotor
Hasil           : pasien dimandikan setiap pagi jam 09.00 wib dan pada sore jam 16.00 wib setelah dimandikan pasien kelihatan bersih dan segar.
i.        Aktivitas
Respon       : ADL dibantu
Hasil           : segala sesuatu yang diperlukan pasien dibantu.
j.        Tidur dan Istrahat
Respon       : pasien bedrest total
Hasil           : pasien hanya tertidur total dan hanya bisa bergerak miring kiri miring kanan.
k.      Keamanan dan Kenyamanan
Respon       : pasien terpasang kateter, tempat tidur terpasang pengamannya
Hasil           : pasien aman dari tempat tidur sehingga terhindar resiko terjatuh dari tempat tidur. Dan pasien tidak nyaman dengan terpasang kateter, terlihat pasien ingin mencopot kateternya.
II.   PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan Laboratorium                                                       Tanggal 13 feb 2012
Hematologi
No
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
1
2
3
4
5
Hb
Leukosit
Begmen
Limposit
Monosit
10,3
21300
87
9
3
12-16 gr/dl
4500-10700 /ul
50-70 %
20-40%
2-8%

Kimia Darah
No
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
1
2
3
4
Natrium
Kalium
Calcium
Clorida
135
4.8
10.2
102
135-150 ml
3.5-5.5 mmo/l
8.8-12 mg
90-110 mmo/l

AGD (analisa gas darah)
Temp      : 36.5oC
Hb          : 10.3 g/dl
FIO2       : 30 %
No
Parameter
Hasil
Nilai normal
Nilai Kritis
1
2
3
Ph
PCO2
PO2
7391
62,4
170,8
735-745
35-45
80-108
720-760
20-70 mmHg
45-25- mmHg





Nilai Kalkulasi
No
Parameter
Hasil
Nilai Normal
1
2
3
4
5
6
7
HCO3 (konsentrasi bicarbonat)
HCO2 ( konsentrasi CO2)
BEb
BeeCF
O2 sat
Natrium
Kalium
37.6
39.6
10.6
12.5
99.1
13
3.0
23-29 mmo/l
24-30 mm/l
-24-23 mm/l


136-145 mm
3.5-5.1 mm

Hasil Analisa gas darah adalah acidosis respiratorik kompensasi komplet dengan hipoksemia.

2.      Pemeriksaan CT-SCAN
Hasilnya adalah penyempitan rima vestibule dikarnakan suspect kelainan neromuskuler.

III.    PENATALAKSANAAN
1.      Penatalaksanaan Medis
Meropenem 180 mg/8 jam
Ambroxol 3x1

2.      Penatalaksanaan Keperawatan
Ø  Kaji pola nafas
Ø  Kaji secret
Ø  Atur Posisi semi fowler
Ø  Lakukan suction
Ø  Kolaborasi O2
Ø  Lakukan fisioterapi dada
Ø  Kolaborasi pemberian obaat antibiotic
IV.   ANALISA DATA

No
Data

Masalah Kep
Etiologi

I










II















III












Ds –
Do
Ø  Sesak (+)
Ø  Nafas cuping hidung
Ø  Gelisah
Ø  Ronkhi (+)
Ø  Secret banyak
Ø  Pasien di suction
Ø   Ada tarikan otot dada


DS –
DO
Ø  Sesak (+)
Ø  HB 10.3 g/dl
Ø  SPO2 70 mmHg
Ø  Terpasang ETT ventilator O2 mode CPAP FIO2 = 25 %
Ø  Hasil AGD adalah acidosis respiratorik kompensasi komplet dengan hipoksemia
Ø  Hasil CT-SCAN addalah penyempitan rima vesttibuli dikarnakan suspeck kelainan neuromuskuler.


DS-
DO
Ø  K/U lemah
Ø  BB menurun dari masuk tanggal 02 februari 2012 dari 15 kg menjadi 9 kg
Ø  Lingkar lengan 11 cm
Ø  NGT terpasang
Ø  Turgor kulit elastis


Bersihan jalan nafas tidak efektif









Gangguan pertukaran gas














Nutrisi kurang dari kebutuhan

Penumpukan secret










Perubahan membrane alveolar














Intake yang tidak adekuat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar